Semakin berkembang
zaman, semakin berkembang pula kebutuhan akan alat komunikasi. Salah satu alat
komunikasi yang sudah tidak mewah lagi dikalangan masyarakat adalah Handphone.
Handphone sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat dimulai dari kaum bawah sampai
kaum atas.
Mendengar kata Handphone, pasti akan langsung dikaitkan
dengan kata ‘pulsa’. Bahkan anak muda sekarang mempunyai slogan ‘Percuma
mempunyai Handphone bagus jika tak mempunyai pulsa’. Jadi, mempunyai Handphone
bagus tak lengkap jika tak mempunyai pulsa.
Pulsa sangat mudah didapatkan. Jangankan di kota besar,
di desa-desa pun banyak yang menjual pulsa. Menjual pulsa terkadang tak perlu
harus mendirikan konter, cukup membeli modal untuk berjualan pulsa. Banyak pengalamanku yang berhubungan dengan pulsa
diantaranya adalah kisahku dulu ketika aku dibelikan handphone baru oleh
ayahku. Saat itu adalah masa SMP ku. Masa dimana banyak teman sebayaku yang
sudah mengenal Handphone bahkan sejak zaman mereka waktu SD.
Saat itu, semua provider masih memberikan pelayanan sms
dengan harga yang mahal rata-rata Rp 350,00/sms. Nilai yang besar jika
dibandingkan dengan sekarang yang hanya membutuhkan Rp 300,00 untuk mendapatkan
bonus sms sepuasnya ke semua operator.
Keingintahuanku mengenai provider tersebut membuatku
mencoba-coba untuk memakai layanan yang diberikan. Dan saat itu aku tertarik
dengan layanan games. Aku kaget setengah mati ketika melihat pulsa yang baru
saja aku isi habis tak meninggalkan sisa. Aku berpikir keras mengutak-atik
Handphone barangkali tadi ada yang memakai Handphoneku dan memakainya untuk
menelpon.
Aku ingat dengan layanan games yang aku buka tadi.
Bukannya games yang aku dapatkan, aku hanya mendapatkan sebuah links di kotak
masuk layanan. Maklum saja aku kecewa dan tidak mengerti apa yang harus ku
lakukan dengan links tersebut karena saat itu aku masih belum mengerti tentang
internet.
Keesokan harinya aku mengisi pulsa di konter tempat
biasanya aku membeli pulsa. Dan setiap hari jam 11 siang, pulsaku akan
berkurang Rp 2.000,00 penyebab ini semua tak lain dan tak bukan adalah aku
berlangganan sebuah konten games. Bingung apa yang harus ku lakukan, aku tak
pernah menghidupkan Handphoneku. Alhasil pulsaku selalu tetap. Tapi buat apa
Handphone jika aku terus mematikannya.
1 minggu kemudian aku menceritakan hal ini kepada orang
tuaku. Orang tuaku yang juga tidak begitu mengerti tentang masalah ini
mengajakku untuk menemui kakakku untuk meminta bantuan darinya. Setelah di cek,
selain aku berlangganan konten games aku juga berlangganan zodiak. Sedikit
terkejut karena aku berpikir bahwa aku tidak melakukan semua itu.
Kakakku yang juga tidak mengerti perintah untuk
menghentikan layanan tersebut akhirnya menelpon customer service. Setelah itu,
semua layanan akhirnya dihentikan dan aku agak trauma untuk mengunjungi sebuah
layanan yang diberikan provider.
Semuanya sudah kembali normal, pulsa yang aku isi tak
disedot lagi. Aku bisa dengan leluasa menghidupkan Handphoneku dan saling
berkomunikasi dengan teman. Semakin lama semakin mengerti tentang hal itu, aku
sering ganti-ganti provider karena tertarik dengan diskon-diskon yang
ditawarkan.
Tapi aku sadar, mengganti nomer Handphone secara terus
menerus juga akan membuat orang capek untuk menyimpan nomerku. Aku benar-benar
awet dalam menggunakan pulsa, begitulah yang dikatakan temanku. Aku tidak
seperti mereka yang kebanyakan menggunakan pulsa untuk melakukan hal yang tidak
penting seperti menelpon dsb. Karena bagiku pulsa adalah sesuatu yang sangat
berharga.
Handphone tanpa pulsa bisa dikatakan seperti nasi tanpa
garam. Paling tidak seminimalnya aku sudah memastikan bahwa Handphoneku masih
tersisa pulsa yang mencukupi jika akan pergi luar kota. Semua itu untuk
berjaga-jaga jikalau nantinya ada sesuatu
yang tidak diinginkan terjadi saat di perjalanan.
Cerita di atas hanyalah sedikit kisahku yang berhubungan
dengan pulsa. Pasti tak sedikit orang yang mengalami hal tersebut. Handphone
dan pulsa memang tidak akan bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.